Bogor, INA-INA.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat akan terus memantau perkembangan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi C DPRD Jabar Robby Suganda saat mengunjungi Bank Jabar Banten Cabang Bogor dan Hotel Salak Bogor, Rabu, (9/6). Pada kunjungan tersebut, rombongan Komisi C diterima langsung oleh Direktur PD Jawi, Teni Wisramwan.
Pada kesempatan itu, Anggota Komisi C, Yoga Santosa dan Agus Welianto menanyakan kemungkinan PD Jawi akan memperpanjang kerja sama dengan pihak ketiga untuk mengelola Hotel Salak yang kerjasamanya berakhir pada tahun 2018.
Menjawab pertanyaan tersebut, Agung dari pihak pengelola Hotel Salak menjawab memang perkembangan perhotelan dan pariwisata di Bogor sangat maju, orang yang semula berbondong-bondong ke daerah Puncak sekarang melirik Hotel Salak dan pariwisata di Bogor. Namun untuk memperpanjang kerjasama tersebut akan dibicarakan kemudian karena masih lama.
Sementara itu Teni mengatakan bahwa walaupun belum bisa menguntungkan akan tetapi PD Jawi sudah bisa mandiri dan tidak mempunyai utang perusahaan dan dalam hal ini tentunya pihak PD Jawi sudah menekan biaya operasional seminimal mungkin.
Selain mengelola Hotel Salak, PD Jawi pun menangani masalah Gedung Rumentang Siang dan Palaguna di Bandung. Penyelesaian masalah Palaguna sangat alot dan lamban, hal ini karena berkaitan dengan pihak Pemerintah Kota Bandung serta masalah administrasi. Mengenai masalah rencana Palaguna sebagai ruang terbuka hijau (RTH) pihak PD Jawi sudah menghadap DPRD Kota Bandung dan melobi semua Fraksi. Menurut Teni, nantinya Palaguna ini tidak BOT tapi joint venture, menanam saham sendiri dan tidak akan menganggu APBD.
Pada kunjungan ke Bank Jabar-Banten Cabang Bogor, Komisi C diterima oleh Direktur Bank Jabar-Banten. Direktur Bank Jabar-Banten menjelaskan bahwa Bank Jabar Banten Cabang Bogor mempunyai banyak saingan di kota Bogor dan harus berkompetisi dengan75 Bank lain sehingga nasabahpun makin kesini makin sedikit.
Anggota Komisi C, Ineu Purwadewi Sundari, S.Sos pada kesempatan tersebut menanyakan hal yang menyebabkan nasabah di Bank Jabar Banten Cabang Bogor banyak yang pindah ke Cibinong. Pihak Bank Jabar menjawab bahwa sejak ada pemisahan antara Kota dan Kabupaten Bogor, berpindahnya para nasabah ke Bank Jabar Cibinong sangat banyak karena di Kabupaten Bogor banyak didirikan perusahaan dan pabrik sehingga kantong-kantong bisnis lebih banyak berada di Kab. Bogor.
Sementara itu, Asyanti Rozana Thalib, SE menyatakan bahwa Bogor mempunyai potensi yang sangat baik oleh sebab itu Bank Jabar Banten Cabang Bogor harus dapat memasuki berbagai sektor. Direksi Bank Jabar- Banten pun mengakui bahwa di Bogor apapun yang dijual akan laku oleh karena itu pihaknya akan berusaha berperan dalam mendorong para pengusaha untuk mengalihkan usaha ke sektor produktif yang nanti akan sangat dominan.
Terkait dengan data yang disampaikan kepada DPRD, Yoga Santosa berpendapat bahwa data Bank Jabar-Banten sekarang sama dengan data 3 (tiga) bulan yang lalu ketika pihak Pansus BUMD DPRD melakukan evaluasi, sehingga menurut Yoga laporan yang diberikan saat ini kurang akurat dengan situasi aktual. Smith
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat akan terus memantau perkembangan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi C DPRD Jabar Robby Suganda saat mengunjungi Bank Jabar Banten Cabang Bogor dan Hotel Salak Bogor, Rabu, (9/6). Pada kunjungan tersebut, rombongan Komisi C diterima langsung oleh Direktur PD Jawi, Teni Wisramwan.
Pada kesempatan itu, Anggota Komisi C, Yoga Santosa dan Agus Welianto menanyakan kemungkinan PD Jawi akan memperpanjang kerja sama dengan pihak ketiga untuk mengelola Hotel Salak yang kerjasamanya berakhir pada tahun 2018.
Menjawab pertanyaan tersebut, Agung dari pihak pengelola Hotel Salak menjawab memang perkembangan perhotelan dan pariwisata di Bogor sangat maju, orang yang semula berbondong-bondong ke daerah Puncak sekarang melirik Hotel Salak dan pariwisata di Bogor. Namun untuk memperpanjang kerjasama tersebut akan dibicarakan kemudian karena masih lama.
Sementara itu Teni mengatakan bahwa walaupun belum bisa menguntungkan akan tetapi PD Jawi sudah bisa mandiri dan tidak mempunyai utang perusahaan dan dalam hal ini tentunya pihak PD Jawi sudah menekan biaya operasional seminimal mungkin.
Selain mengelola Hotel Salak, PD Jawi pun menangani masalah Gedung Rumentang Siang dan Palaguna di Bandung. Penyelesaian masalah Palaguna sangat alot dan lamban, hal ini karena berkaitan dengan pihak Pemerintah Kota Bandung serta masalah administrasi. Mengenai masalah rencana Palaguna sebagai ruang terbuka hijau (RTH) pihak PD Jawi sudah menghadap DPRD Kota Bandung dan melobi semua Fraksi. Menurut Teni, nantinya Palaguna ini tidak BOT tapi joint venture, menanam saham sendiri dan tidak akan menganggu APBD.
Pada kunjungan ke Bank Jabar-Banten Cabang Bogor, Komisi C diterima oleh Direktur Bank Jabar-Banten. Direktur Bank Jabar-Banten menjelaskan bahwa Bank Jabar Banten Cabang Bogor mempunyai banyak saingan di kota Bogor dan harus berkompetisi dengan75 Bank lain sehingga nasabahpun makin kesini makin sedikit.
Anggota Komisi C, Ineu Purwadewi Sundari, S.Sos pada kesempatan tersebut menanyakan hal yang menyebabkan nasabah di Bank Jabar Banten Cabang Bogor banyak yang pindah ke Cibinong. Pihak Bank Jabar menjawab bahwa sejak ada pemisahan antara Kota dan Kabupaten Bogor, berpindahnya para nasabah ke Bank Jabar Cibinong sangat banyak karena di Kabupaten Bogor banyak didirikan perusahaan dan pabrik sehingga kantong-kantong bisnis lebih banyak berada di Kab. Bogor.
Sementara itu, Asyanti Rozana Thalib, SE menyatakan bahwa Bogor mempunyai potensi yang sangat baik oleh sebab itu Bank Jabar Banten Cabang Bogor harus dapat memasuki berbagai sektor. Direksi Bank Jabar- Banten pun mengakui bahwa di Bogor apapun yang dijual akan laku oleh karena itu pihaknya akan berusaha berperan dalam mendorong para pengusaha untuk mengalihkan usaha ke sektor produktif yang nanti akan sangat dominan.
Terkait dengan data yang disampaikan kepada DPRD, Yoga Santosa berpendapat bahwa data Bank Jabar-Banten sekarang sama dengan data 3 (tiga) bulan yang lalu ketika pihak Pansus BUMD DPRD melakukan evaluasi, sehingga menurut Yoga laporan yang diberikan saat ini kurang akurat dengan situasi aktual. Smith
0 komentar:
Post a Comment