BANDUNG, indonesia-indonesia.com - Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengajak warga untuk menanam tanaman obat keluarga atau Toga di halaman rumah karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Oded berharap program Toga yang sudah ada di Kota Bandung, dapat lebih mengakar di tengah-tengah masyarakat.
"Indonesia iklimnya tropis, tentu akan memudahkan tanaman obat tumbuh di lingkungan rumah," tutur Oded di sela-sela menerima Tim Penilai Pemanfaatan Toga Mandiri Tingkat Provinsi di Alun-alun Komplek Adipura Blok Tulip RW 10 Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage, Selasa (26/6/2018).
Mang Oded, sapaan akrab Oded M. Danial mengungkapkan, dirinya sudah merasakan manfaat tanaman obat. Selama 17 tahun Mang Oded tidak mengonsumsi obat-obatan modern dan lebih memilih menggunakan oabat-obatan tradisional atau herbal.
"Dari usia 40 tahun saya sudah berhenti memakai obat kimia. Dan sekarang di usia 57 dengan 7 cucu, tetap merasa sehat. Itu karena sudah tidak pakai obat kimia dan selalu menggunakan herbal," kata Mang Oded.
Diakuinya, Toga memang bekerja lebih lambat dari obat kimia. Namun ada kelebihan menggunakan pengobatan herbal, yaitu tidak ada efek samping. "Sembuhnya memang butuh proses tidak seperti obat kimia yang cepat tapi dengan Toga akan aman tanpa efek samping ," ujarnya.
Oded berharap masyarakat membiasakan diri dengan sedikit demi sedikit menanam Toga di lahan sekecil apapun yang ada di tempat tinggalnya.
Oded sangat mengapresiasi RW 10 yang telah mengembangkan program Toga sehingga bisa mewakili Kota Bandung di Lomba Pemanfaatan Toga Mandiri Tingkat Jawa Barat. "Mudah-mudahan Toga bisa jadi tren dalam upaya membuat Kota Bandung menjadi lebih Juara," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penilai Pemanfaatan Toga Provinsi Jawa Barat, Sarie Mediawatie mengatakan, penilaian ini tidak hanya seremonial saja tapi menjadi bagian yang mengakar di masyarakat. "Ini adalah bentuk apresiasi dari pemerintah dengan semangatnya untuk menigkatkan kesehatan warga. Selain secara medis tapi juga dengan alternatif yaitu Toga," paparnya.
Meskipun program Toga di bawah Kementrian Kesehatan, namun di lapangan para kader PKK memiliki andil yang besar dalam mendorong masyarakat untuk menanam Toga. "Di Jawa Barat sebesar 35 persen melakukan kegiatan Toga dengan berbagai cara. Kebanyakan oleh kader PKK,” jelas Sarie.
Lomba Toga Mandiri sudah berlangsung sejak tahun 2016 dan Kota Bandung menjadi juara 1 pada 2017. Ketika penilaiannya berubah menjadi lomba pemanfaatannya, Kota Bandung meraih peringkat kedua.
"Tahun ini di tingkat nasional juga dilombakan. Jadi hari ini ada 3 tim terjun ke tiap kabupaten/kota yaitu Kota Bandung, Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kota Ciamis , Kabupaten Sukabumi dan Kota Bekasi. Untuk Lomba tingkat provinsi ada juara 1, 2, dan 3 yang diambil dari 7 kabupaten/kota. Nantinya hanya juara 1 yang mewakili Jabar ke tingkat nasional," papar Sarie.*
"Indonesia iklimnya tropis, tentu akan memudahkan tanaman obat tumbuh di lingkungan rumah," tutur Oded di sela-sela menerima Tim Penilai Pemanfaatan Toga Mandiri Tingkat Provinsi di Alun-alun Komplek Adipura Blok Tulip RW 10 Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage, Selasa (26/6/2018).
Mang Oded, sapaan akrab Oded M. Danial mengungkapkan, dirinya sudah merasakan manfaat tanaman obat. Selama 17 tahun Mang Oded tidak mengonsumsi obat-obatan modern dan lebih memilih menggunakan oabat-obatan tradisional atau herbal.
"Dari usia 40 tahun saya sudah berhenti memakai obat kimia. Dan sekarang di usia 57 dengan 7 cucu, tetap merasa sehat. Itu karena sudah tidak pakai obat kimia dan selalu menggunakan herbal," kata Mang Oded.
Diakuinya, Toga memang bekerja lebih lambat dari obat kimia. Namun ada kelebihan menggunakan pengobatan herbal, yaitu tidak ada efek samping. "Sembuhnya memang butuh proses tidak seperti obat kimia yang cepat tapi dengan Toga akan aman tanpa efek samping ," ujarnya.
Oded berharap masyarakat membiasakan diri dengan sedikit demi sedikit menanam Toga di lahan sekecil apapun yang ada di tempat tinggalnya.
Oded sangat mengapresiasi RW 10 yang telah mengembangkan program Toga sehingga bisa mewakili Kota Bandung di Lomba Pemanfaatan Toga Mandiri Tingkat Jawa Barat. "Mudah-mudahan Toga bisa jadi tren dalam upaya membuat Kota Bandung menjadi lebih Juara," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penilai Pemanfaatan Toga Provinsi Jawa Barat, Sarie Mediawatie mengatakan, penilaian ini tidak hanya seremonial saja tapi menjadi bagian yang mengakar di masyarakat. "Ini adalah bentuk apresiasi dari pemerintah dengan semangatnya untuk menigkatkan kesehatan warga. Selain secara medis tapi juga dengan alternatif yaitu Toga," paparnya.
Meskipun program Toga di bawah Kementrian Kesehatan, namun di lapangan para kader PKK memiliki andil yang besar dalam mendorong masyarakat untuk menanam Toga. "Di Jawa Barat sebesar 35 persen melakukan kegiatan Toga dengan berbagai cara. Kebanyakan oleh kader PKK,” jelas Sarie.
Lomba Toga Mandiri sudah berlangsung sejak tahun 2016 dan Kota Bandung menjadi juara 1 pada 2017. Ketika penilaiannya berubah menjadi lomba pemanfaatannya, Kota Bandung meraih peringkat kedua.
"Tahun ini di tingkat nasional juga dilombakan. Jadi hari ini ada 3 tim terjun ke tiap kabupaten/kota yaitu Kota Bandung, Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kota Ciamis , Kabupaten Sukabumi dan Kota Bekasi. Untuk Lomba tingkat provinsi ada juara 1, 2, dan 3 yang diambil dari 7 kabupaten/kota. Nantinya hanya juara 1 yang mewakili Jabar ke tingkat nasional," papar Sarie.*