Kab. Bandung, INA-INA.
Kabid Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Badan Pemberdayaan MAsyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMD) Kabupaten Bandung, Hari Yuwono mengatakan bahwa empat kecamatan yang terkena gempa bumi pada 2 September 2009 lalu mendapat dana tambahan rehabilitasi fasilitas umum dari dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan sebesar Rp 3 miliar. Dana itu masing-masing dialokasikan Rp 500 juta untuk Kec. Pacet dan Cimaung serta masing-masing Rp 1 miliar untuk Kec. Pangalengan dan Kertasari. Dana tambahan PNPM tersebut berasal dari APBN dan tidak ada dana pendamping dari APBD Kab. Bandung. Dana itu dikucurkan untuk perbaikan fasilitas umum yang rusak akibat gempa bumi, tetapi tidak dianggarkan dalam APBD, kata Hari Yuwono, di sela-sela semiloka di RM Riung Panyaungan, (24/5) lalu.
PNPM Mandiri sudah membangun fasilitas umum seperti posyandu, madrasah. Sebesar 25 persen dari dana PNPM dialokasikan untuk modal bergulir bagi usaha kecil kaum perempuan.
Lebih lanjut Hari mengatakan, pada tahun 2010 Kab. Bandung memperoleh dana PNPM Rp 28,45 miliar yang berasal dari APBN Rp 23,4 miliar dan APBD Kab. Bandung Rp 5,05 miliar. Jumlah dana PNPM tahun 2010 itu meningkat drastis karena pada tahun 2009 Kab. Bandung mendapatkan Rp 15,84 miliar dari APBN ditambah Rp 3,96 miliar dari dana pendamping APBD Kab. Bandung.
Hari menambahkan bahwa untuk tahun 2010, ada tiga kecamatan yang mendapatkan porsi PNPM Mandiri Perdesaan paling besar, yaitu Pangalengan, Kertasari, dan Pacet. Ketiga kecamatan itu masing-masing menerima Rp 3,55 miliar, termasuk dana rehabilitasi pascagempa. Sedangkan Kec. Cimaung memperoleh Rp 3,05 miliar dan empat kecamatan lainnya yang memperoleh masing-masing Rp 2,5 miliar adalah Arjasari, Cicalengka, Cikancung, dan Ibun.
Sedangkan Kecamatan Nagreg, mendapatkan Rp 2 miliar dan Rancabali memperoleh Rp 1,25 miliar. Porsi penggunaan dana PNPM adalah 75 persen untuk membangun sarana fisik dan 25 persen untuk modal bergulir dengan sasaran kaum ibu di perdesaan,” kata Hari. K2/Oteu