Warga Garut Keluhkan Harga Beras
Sebagian besar warga masyarakat yang setiap harinya berpenghasilan pas-pasan banyak yang mengeluhkan harga beras yang makin lama makin naik, dari sebelumnya Rp 4ribu per kilogram kini harganya rata-rata Rp 7 ribu perkilogram. Begitu pula yang dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Garut Jawa Barat,” Sebelumnya bisa diperoleh dengan harga Rp 4 ribu per kilogram, sedangkan jatah pembelian beras untuk masyarakat miskin (Raskin) tahun ini dengan harga Rp1.600/kg masih belum diperoleh,” ungkap Ujang (28) penarik beca warga Kecamatan Cigedug yang sering mangkal di kawasan pusat kota Garut, Senin (26/1).
Menurut Nandang, Kami sangat kewalahan dengan mahalnya harga beras tersebut, sehingga untuk memenuhi kebutuhan makan keluarganya terdiri istri dan dua anak terpaksa setiap hari satu kilogram beras dicampur dengan kacang merah,” Nasi kacang ini, bisa dikonsumsi tiga kali sehari karena kemampuannya setiap hari hanya bisa membeli satu kilogram beras, sedangkan sisa uang lainnya dimanfaatkan untuk kebutuhan pokok lain, kata Nandang.
Hal senada diungkapkan Aas (26), warga kampung Dukuh kecamatan Tarogong Kidul bahwa, selama beberapa bulan terakhir tak bisa mendapatkan jatah pembelian raskin,” Karena selama 2009 lalu, terdapat 1.798,18 ton Raskin yang tak bisa disalurkan akibat pihak desa sebagai titik distribusinya masih menunggak pembayaran sebesar Rp 2,865 miliar lebih, ungkap Aas yang mengaku tamatan SMA namun tak bisa menjadi PNS karena bukan sarjana, “ kata Aas yang sehari-hari berpropesi sebagai buruh “kusir” moda angkutan delman.
Selain itu, Umar (34) warga desa Sukamulya di kecamatan Pangatikan, juga mengaku ,” Sekurangnya 16.110 kg Raskin tak bisa dibeli selama dua bulan terakhir oleh 537 Rumah Tangga Sasaran di desa tersebut, akibat masih adanya tunggakan kepada Bulog, padahal penerima manfaat sebelumnya telah membayar kontan,” ungkap Umar.
Sejumlah desa di wilayah Garut Utara,Tengah,dan Selatan mengalami kondisi yang sama Tengah dan Garut Selatan,” Oleh karena beras di pasaran mahal, sehingga masyarakat miskin sangat mengharapkan bisa membeli 15 kg Raskin setiap bulan yang diperoleh dengan harga Rp1.600/kg. Sedangkan tunggakan Raskin di kabupaten Garut hingga akhir Desember lalu mencapai Rp2,865 miliar, karena dari 40.416.840 kg pagu Raskin selama 2009, hanya tersalurkan 38.618.660 kg atau 95,5 persen sehingga terdapat sisa 1.798.180 kg Raskin, “ungkap Ir. Sutarman selaku Kepala Bagian Ekonomi Setda setempat.
Menurut Iwan Setiawan,” Tak tersalurkannya beras sebanyak itu, kepada para penerima manfaat berstatus keluarga miskin, akibat Pemkab setempat tak bersedia memproses surat jaminan kepada Perum Bulog, sehingga warga miskin kehilangan peluang membelinya, ungkap Sekjen Masyarakat Peduli Pangan (MPP) kabupaten,”Sementara itu pagu Raskin 2010 mengalami penurunan 5.939.280 kg, namun jatah pembelian Raskin setiap RTS pun, mengalami penurunan dari 15 kg menjadi 13 kg/bulan, kata Iwan.
Terkait tak tersalurkannya beras kepada para penerima yang berstatus keluarga miskin,Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut H. Budiman, menyatakan, ,”Pada 2010 ini Garut mendapat pagu 34.477.560 kg Raskin bagi 221.010 RTS, sedangkan pagu Raskin tahun lalu 40.416.840 kg, dengan harga penjualan beras (HPB) Rp1.600/kg di titik distribusi, yang disalurkan mulai Januari hingga Desember 2010,” terang Budiman.
Ditempat terpisah sejumlah aparat desa dari beberapa desa yang enggan disebut namanya mengatakan,” Terpaksa memanfaatkan dahulu dana Raskin akibat didesak harus melunnasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sehingga akan dikembalikan jika telah cair dana pembinaan untuk desa,”ungkap mereka. *(RHS-ABG)
0 komentar:
Post a Comment